In Memoriam Oom Cosmas Batubara

Kalo sebelumnya hoaks, sekarang infonya valid. Oom Cosmas Batubara berpulang kepadaNya kemaren, 8 Agustus 2019.

Ingatanku paling dini mengenai beliau adalah dari beberapa lembar foto yang ditunjukkan almarhum papa ketika aku ada tugas mata pelajaran PSPB tentang Tritura. Lupa semasa SD atau SMP.

PSPB itu singkatan dari Pendidikan Sejarah Perjuangan Bangsa. Bocah dan remaja 1980-an sampai awal 1990-an harusnya tau. Hehe.

Dalam foto itu ada oom Cosmas, alm papa, dan beberapa temannya sedang kongkow. Katanya itu lagi di Jakarta, sekitar tahun 1965-66, di sela waktu demo KAMI/KAPPI. Alm papa bercerita banyak tentang situasi saat itu. Yang sayangnya kisah-kisahnya sudah tersapu dari ingatanku, sama halnya foto-fotonya sudah hilang gegara banjir di rumah.

Samar-samar kuingat pernah salaman dengan oom Cosmas (dan tante Pudy) saban kali ada acara Keuskupan Agung Medan yang dihadiri beliau. Kami krucil-krucil emang suka dibawa alm papa saat tugas motret. Alm papa biasa didaulat jadi fotografer spesialis acara gereja, saking seringnya motretin mulai dari kaul, tahbis, sampai misa sewaktu Paus Yohanes Paulus II datang ke Medan.

Persilangan jalanku selanjutnya dengan si oom adalah saat aku jadi anggota PMKRI. Yang mana aku baru ngeh kalo beliau mantan Ketua Presidium Pengurus Pusat PMKRI.

Pernah beberapa kali berpapasan saat ada acara Cabang Jakarta maupun acara nasional. Terakhir adalah saat beliau hadir di acara reuni akbar Cabang Bogor tahun 2015.

Yang sangat kuingat, beliau selalu super duper hepi ketika bercerita tentang kenangan masa-masa aktifnya di PMKRI, khususnya random untold stories sekitar masa 1965. Kalo udah mulai cerita, susah nyetopnya. Haha. Yang membuatku kepikiran untuk merekamnya sebagai tambahan catatan sejarah organisasi. Tapi sayangnya gak kesampaian sampai beliau berpulang.

Semasa kerja sebagai jurnalis, pernah sih beberapa kali bersua beliau sebagai nara sumber di acara yang kuliput. Selalu bicara runut dan lugas sesuai bidang dan topiknya. Hanya aku tak pernah lagi berbasa-basi saat kesempatan wawancara; yakin bahwa beliau pasti tak ingat diriku. Hihihi.

Kalo ada yang kusesali, aku belum sempat minta tanda tangan beliau di buku otobiografinya yang judulnya “Cosmas Batubara: Sebuah Otobiografi Politik” itu.

Anyway.

Sebagai anak perumnas, aku mau bilang terima kasih sudah memungkinkan papa bisa punya rumah sendiri untuk kami sekeluarga.

Sebagai junior organisasi, terima kasih sudah memberi teladan menjadi kader Katolik paripurna.

Selamat jalan, oom Cosmas Batubara.

Selamat berbahagia bersamaNya.

Titip salam buat papaku di sana ya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: Content is protected !!